Pelabuhan Pasuruan Kian Sepi

KIM Kepel Pasuruan

Potensi pelabuhan Kota Pasuruan kian hari kian redup. Aktivitas bongkar
muat barang jadi kian langka. Pemkot Pasuruan dituding terlalu cuek
dengan permasalahan ini.



"Bicara soal pelabuhan, ibarat
pepatah hidup segan mati tak mau. Sekarang jangan tanya lagi berapa kali
melakuan bongkar muat barang, khususnya kayu. Bisa melakukan kegiatan
usaha kayu seperti itu, sekali saja, sudah harus bersyukur," kata Abdul
Qadir pengusaha kayu PT. Renova Pasuruan.

Dia tidak
memungkiri bahwa ketatnya pengawasan bongkar muat kayu di pelabuhan
untuk menghindari illegal logging menjadi salah satu penyebab sepinya
aktivitas pelabuhan.

Namun menurutnya, problem itu
seharusnya tidak serta merta mendorong matinya aktivitas pelabuhan yang
sebelumnya lumayan padat tersebut. Wajib ada ikhtiyar teguh dari banyak
kalangan untuk menghidupkannya kembali.

Qadir mengaku sangat
kecewa dengan sikap pemkot yang terkesan cuek dengan kondisi tersebut.
Apalagi, organisasi yang terbentuk di kalangan pengusaha kayu bernama
DPC Pelabuhan Rakyat (Pelra), menurutnya juga tidak lagi dinamis.

"Apa
karena potensi pelabuhan masih di tangan pusat? Hingga tidak ada
perhatian sedikitpun dengan kondisi ini. Seharusnya pemkot tidak
berpikir dangkal. Mereka harusnya mau terlibat aktif dalam pengembangan
potensi pelabuhan," keluh Abdul Qadir kemudian.

H. Jam'an,
pengusaha kayu lainnya, juga membenarkan kondisi tersebut. Menurutnya,
sejak beberapa bulan terakhir, sudah banyak titik lampu penerangan yang
tidak bisa menyala maksimal seperti biasa.

"Jangan hanya
mengira-ngira. Cobalah lihat sendiri, bagaimana gelapnya pelabuhan di
malam hari. Seperti kota mati, tanpa aktivitas penghuninya. Kenapa
pemkot jadi pelit fasilitas umum, untuk pelabuhan di daerahnya sendiri,"
tandas Jam'an lagi.

Terkait gelapnya lampu tersebut, Abdul
Qadir bahkan menyebutkan fakta, ada anak-anak yang asyik bermain di
malam hari menjadi korban tabrakan. Alasan penabrak, karena tidak
melihat ada anak yang lalu lalang di sana.

Untuk sebuah
areal yang kental dengan aktivitas bisnis bongkar muat, kondisi semacam
itu menurutnya sangat tidak layak. Harus ada tindakan nyata dari
instansi terkait yang bertanggung jawab.

Sementara, atas
tidak hidupnya aktivitas DPC Pelra, para pengusaha tersebut juga
menuntut segera ada koreksi.

"Pasca Lebaran, kami menuntut
segera ada reformasi. Sehingga organisasi yang anggotanya kalangan
pengusaha yang berbisnis di pelabuhan tersebut, bisa turut mencarikan
solusi terbaik untuk Pelabuhan Pasuruan," tegas Abdul Qadir lagi.(jawapos.com)

Post a Comment

0 Comments