Melihat Dusun Mandiri Energi di Kota Pasuruan

KIM Kepel Pasuruan

Masih ingat dengan program desa mandiri energi? Saat ini, Dusun Tegal
Bero yang menjadi pilot project, sudah menikmati hasilnya. 15 rumah
mendapatkan aliran listrik gratis dari sebuah biogas yang berkekuatan
7.000 watt. Dalam waktu dekat kapasitas itupun masih siap ditambahkan.



Berkunjung ke Dusun Tegalbero, Kelurahan Wirogunan,
Kecamatan Purworejo siapapun pasti akan terkejut. Lokasinya memang
terpencil. Masuk di pelosok kota, dengan kondisi perekonomian warga yang
serba pas-pasan.

Namun, di ujung dusun tersebut wajahnya sudah
berubah total. Ada kawasan outbound yang terawat apik. Juga
kandang-kandang ternak yang berjajar, dipenuhi dengan hewan yang terawat
dan sehat.

Di paling ujung ada peternakan sapi. Khusus sapi
blasteran Australia. Ada sekitar 174 ekor sapi yang diternakkan di sana.
Kotorannya yang melimpah setiap harinya, dikelola sebagai bahan dasar
biogas. Tidak tanggung-tanggung kapasitas energi listrik yang bisa
dimanfaatkan dari biogas tersebut mencapai 7.000 watt.

"Sementara
ini, ada 15 rumah warga yang sudah dialiri listrik dari biogas
tersebut. Masing-masing masih dibatasi dengan kuota 250 watt," kata
Suhadi, perintis proyek desa mandiri energi di Dusun Tegal Bero
tersebut.

Menurut Suhari, proyek biogas yang sudah dirancangnya
dibantu dana dari Pemkot Pasuruan tersebut sudah tinggal merasakan
hasilnya.

Tahapannya tidak terlalu lama, dari mulai pengambilan
kotoran hewan. Sebab, Suhadi bersama timnya dari lembaga pengembangan
kewirausahaan "Kali Gembong" sudah menemukan teknis cepatnya.

Mereka
cukup menguraikan kotoran tersebut dengan zat pengurai bakteri. Cukup
sehari diolah dengan zat tersebut, selanjutnya listrik pun sudah bisa
dihasilkan.

Berkat biogas tersebut, warga sekitar kawasan
peternakan yang dibangun oleh LPK "Kali Gembong" sudah banyak berhemat
energi listrik. Apalagi, sekarang ini mereka masih digratiskan fasilitas
pemakaian listrik tersebut. Tidak perlu membayar sepeser pun sampai
tiga bulan ke depan.

"Kalau ditanya berapa besar hematnya.
Lumayan lah. Bayar listriknya tidak sebanyak sebelum dapat jatah listrik
biogas," kata salah seorang warga.

Memang, Dusun Tegal Bero baru
bisa memanfaatkan listrik biogas tersebut sejak pukul 17.00, sampai
dengan pukul 24.00. Setelah itu, aliran listrik dipadamkan, karena
kapasitas biogas sudah habis. Sehingga tidak mungkin lagi mengeluarkan
energi yang bisa mengaliri jaringan listrik rumah warga.

Meski
begitu, warga tetap mensyukurinya. Mereka pun tekun memberikan dukungan
LPK Kali Gembong, agar nantinya aliran listrik itu bisa mereka nikmati
sepanjang waktu.

Yang juga cukup menggembirakan. Ternyata
fasilitas biogas tersebut tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk aliran
listrik. Energi gasnya juga bisa dimanfaatkan untuk menyalakan kompor
gas di rumah masyarakat sekitar.

"Dalam waktu dekat, kami akan
mengembangkan kemandirian energi ini tidak hanya dalam bentuk listrik.
Tapi juga gas. Sistemnya bisa dengan isi ulang," ungkap Suhadi.

Dia
pun menunjukkan teknis pemanfaatkan biogas untuk energi gas kompor di
dapur milik warga tersebut. Caranya, dengan memasukkan dalam plastik,
kemudian dimasukkan ke dalam kompor gas milik warga. "Saat ini kami
masih menyiapkan sistem tandon krannya," tegas Suhadi.

Sampai
hari ini, memang belum genap dua tahun kawasan mandiri energi itu
didirikan di Dusun Tegal Bero. Namun, manfaat yang dirasakan warga sudah
berlimpah. Bahkan sekarang, kawasan tersebut berubah total. Beberapa
kali juga menjadi jujugan untuk wisata alam bagi kalangan siswa, maupun
masyarakat umum lainnya.(jawapos.com)

Post a Comment

0 Comments