Beternak Tikus Putih, Mudah dan Menguntungkan


KIM News-Keuntungan serupa yang didapat dari beternak tikus putih juga diungkapkan Adriangga, warga Kelurahan Sekarsono, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan. Angga (nama panggilan Adriangga) mengaku mulai beternak tikus putih sejak pertengahan 2008
setelah terjangkit iri ketika melihat peternakan tikus putih milik
saudaranya.

Berbekal 6 tikus putih indukan - 2 jantan dan 4 betina - pemberian
saudaranya itu, Angga kini telah memiliki lebih dari 500 ekor tikus
putih. Dibantu kakak iparnya, Agus Anggoro, dia menjalankan bisnis itu
di sela-sela kesibukannya mengelola counter HP.

"Ternyata kami berjodoh menjadi peternak tikus. Dalam dua bulan, sejak
mulai beternak, tikus betina kami hamil dan melahirkan anak-anaknya.
Sekali melahirkan ada 8-15 ekoran," ujar Aang, sapaan untuk Agus
Anggoro, kakak ipar Angga.

Mereka mengaku belajar dalam waktu lama untuk mengetahui kebiasaan
tikus-tikusnya itu. Seperti ketika mencermati kebiasaan induk tikus yang
habis melahirkan. Dari pengamatan mereka dan buku-buku yang mereka
pelajari, tanggapan induk tikus saat melahirkan cukup beragam. Ada yang
naluri keibuannya kuat. Sehingga berapapun jumlah anak yang
dilahirkannya, disusuinya dengan baik.

Tapi tidak sedikit induk tikus yang menelantarkan anaknya. Bahkan ada
yang tega memakan semua anaknya. Saat awal-awal menjadi peternak, mereka
sering kecolongan. Banyak anak tikus yang tidak sempat diselamatkan,
karena keduluan dimakan sang induk.

Namun sekarang, mereka lebih jeli memantau setiap perkembangan ternak
tikusnya itu. "Tentu butuh waktu khusus. Sebab, tikus-tikus ini kawin
dalam siklus tiga bulan sekali. Kehamilannya hanya 28 hari. Belum lagi
jumlah anaknya yang lumayan banyak. Kami harus sering-sering menengok
mereka," ujar Angga.

Angga dan Aang mengaku tidak terbebani dengan kesibukan mereka yang
cukup padat setelah menekuni ternak tikus putih tersebut. Keduanya
justru bersemangat karena prospek peluang bisnis tikus putih cukup
menjanjikan.

"Biasanya, tikus-tikus ini untuk makanan ular atau reptil peliharaan.
Tapi ada juga yang dibuat piaraan khusus. Untuk jenis piaraan ini yang
dipilih adalah tikus dengan kulit belang-belang. Tidak lagi putih
ataupun coklat," ujar Aang.

Tikus-tikus itu, menurutnya sudah bisa dijual sejak dilahirkan. Ketika
kulitnya masih berwarna merah, mereka bisa menjual Rp 2 ribu setiap
ekornya. Sementara untuk tikus induk, harganya Rp 10 ribuan. Yang
termahal adalah tikus piaraan berkulit belang dengan harga Rp 15 ribu
setiap ekornya.

Untuk Pasuruan, tikus-tikus mereka belum ada pasarnya. Tapi, mereka
banyak mendapat permintaan dari Surabaya. Kedua peternak tikus ini
biasanya menyuplai tikus-tikus itu untuk orang-orang yang memiliki
peliharaan ular dan reptil. "Kebetulan ada saja yang minta," ujar Angga.
tio, ins(surabayapost.co.id)

Post a Comment

0 Comments