Selain kopi hal 
yang paling di cari dalam kondisi dingin adalah JAHE. Produk pertanian 
ini telah banyak beredar baik dalam bentuk olahan pabrik atau pun 
racikan dari resep-resep tradisional, seperti bandrek, sekoteng, ronde, 
JAHE susu ataupun wedang JAHE. Menjamurnya warung-warung tenda pinggir 
jalan terutama yang menjual minuman penghangat, mendorong permintaan 
yang besar atas JAHE. 
Selain sebagai minuman JAHE juga di kenal luas 
sebagai bahan utama obat-obatan, seperti obat masuk angin dan aneka 
jenis obat gosok. Bukankah sebuah peluang yang cukup besar bagi para 
petani untuk mendapat porsi dalam memenuhi kebutuhan akan produk 
pertanian yaitu JAHE.
JAHE merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. JAHE 
berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh 
karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama 
kali memanfaatkan JAHE terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan 
obat-obatan tradisional.
JAHE termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan 
temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam
 (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia 
galanga), leng kuas (Languas galanga) dan lain-lain.
Nama daerah JAHE antara lain halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak
 Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), JAHE (Sunda), jae (Jawa 
dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate), dsb. 
 URAIAN TANAMAN TANAMAN JAHE 
Divisi : Spermatophyta 
Sub-divisi : Angiospermae 
Kelas : Monocotyledoneae 
 Ordo : Zingiberales 
 Famili : Zingiberaceae 
 Genus : Zingiber 
 Species : Zingiber officinale 
CIRI-CIRI MORFOLOGIS JAHE
Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong 
berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 – 23 mm, lebar 8 – 
15 mm ; tangkai daun berbulu, panjang 2 – 4 mm ; bentuk lidah daun 
memanjang, panjang 7,5 – 10 mm, dan tidak berbulu; seludang agak 
berbulu.
Perbungaan berupa malai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat 
atau bundar telur yang sempit, 2,75 – 3 kali lebarnya, sangat tajam ; 
panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm ; gagang bunga hampir 
tidak berbulu, panjang 25 cm, rahis berbulu jarang ; sisik pada gagang 
terdapat 5 – 7 buah, berbentuk lanset, letaknya berdekatan atau rapat, 
hampir tidak berbulu, panjang sisik 3 – 5 cm; daun pelindung berbentuk 
bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna 
hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 – 1,75 cm ; mahkota bunga berbentuk
 tabung 2 – 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna 
kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir berwarna
 ungu, gela p, berbintik- bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 –
 15 mm ; kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm ; tangkai putik 2mm. 
JENIS TANAMAN
JAHE dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna 
rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas JAHE, yaitu : 
 1. JAHE putih/kuning besar atau disebut juga JAHE gajah atau JAHE 
badak Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih 
menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis JAHE ini bias dikonsumsi 
baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai JAHE segar 
maupun JAHE olahan. 
 2. JAHE putih/kuning kecil atau disebut juga JAHE sunti atau JAHE 
emprit Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. JAHE 
ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih
 besar dari pada JAHE gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping 
seratnya tinggi. JAHE ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk 
diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya. 
 3. JAHE merah Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada 
JAHE putih kecil. sama seperti JAHE kecil, JAHE merah selalu dipanen 
setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan 
JAHE kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
Rimpang JAHE dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan
rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai 
MANFAAT TANAMAN 
 1) JAHE tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0- 
2.000 m dpl.
JAHE juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri 
jamu tradisional, diolah menjadi asinan JAHE, dibuat acar, lalap, 
bandrek, sekoteng dan sirup. 
Dewasa ini para petani cabe menggunakan 
JAHE sebagai pestisida alami.
Dalam perdagangan JAHE dijual dalam bentuk segar, kering, JAHE bubuk dan
 awetan JAHE. 
Disamping itu terdapat hasil olahan JAHE seperti: minyak 
astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna 
sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran 
sosis dan lain-lain.
Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif
 (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh 
darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti 
piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan 
getah empedu.
Sumber : Bina UKM
Foto : tnol

 

 
 
 
 
 
 
 
1 Comments