Kelor : Pohon Kehidupan, Memerangi Malnutrisi

KIM Kepel Pasuruan

Pohon yang sangat mudah ditanam, dari setek atau biji dan sering dijadikan tanaman pagar ini ternyata merupakan sumber nutrisi alami yang tersembunyi di negeri tropis. Daun, bunga, buah dan biji merupakan sumber multivitamin, mineral, protein, dan minyak makan. Daunnya kaya nutrisi, sumber beta karoten, protein, vitamin B1, B2, dan C, zat besi dan kalium. Daun dan buahnya dapat dimasak seperti sup, sayur asem, atau lalapan. Untuk mengawetkannya, daun kelor segar dapat ditumbuk dan dikeringkan menjadi bubuk.



Daun dan biji yang menyerupai kacang sangat membantu meningkatkan produksi ASI. Satu sendok makan bubuk daun kelor berisi 14% protein, 40% kalsium, 23% zat besi dan vitamin A yang sangat dibutuhkan Balita. Enam sendok makan bubuk daun kelor dapat memenuhi kebutuhan harian kalsium dan zat besi bagi Ibu hamil dan menyusui. Bijinya menghasilkan 38-40% minyak behen (edible oil) yang mengandung behenic acid dalam minyaknya.

Daun kelor mengandung alkaloid moringin, moringinan, dan pterigospermin. Gom mengandung arabinosa, galaktan, asam glukonat, dan ramnosa. Bijinya mengandung asam palmitat, strearat, linoleat, olleat, dan lignoserat.

Pengobatan tradisional : penurun tekanan darah tinggi, diare, diabetes melitus, penyakit jantung, sariawan, epilepsi, sakit kuning (Lever), reumatik/encok/pegal linu, rabun ayam, sakit mata, sukar buang air kecil, alergi/biduren, cacingan, herpes dan luka bernanah. Daun segar yang dilumatkan, lalu dibalurkan ke bagian tubuh yang lemah, dapat mengurangi rasa nyeri karena bersifat analgesik.

Sumber : Puslitbanghorti

Post a Comment

0 Comments