Mangrove Jawa dan Bali, 68 Persen Rusak

Kemusnahan
mangrove di pesisir utara Jawa
dan Bali di ambang pintu. Data
yang dirilis LSM lingkungan KIARA
menyebutkan, kerusakan hutan
mangrove mencapai 68 persen
dari periode 1997-2003. Sebagai
area pemijahan dan asuhan bagi
ikan, udang, dan kerang-
kerangan, mangrove memberi
arti penting bagi nelayan dan
masyarakat pesisir. Untuk itu,
pemerintah perlu menyegerakan
upaya pemulihan kawasan
pesisir.

"Rusaknya ekosistem mangrove
disebabkan oleh limbah
antropogenik daratan di sekitar
pantai, khususnya limbah
industri. Juga akibat konversi
lahan pantai untuk kepentingan
industri, kawasan perniagaan, dan
permukiman mewah," kata Abdul
Halim, Koordinator Program
Koalisi Rakyat untuk Keadilan
Perikanan (KIARA) dalam siaran
persnya, Rabu (28/7/2010).

Hingga 2014, Kementerian
Kelautan dan Perikanan
menargetkan pemulihan kawasan
pesisir seluas 1.440 hektare (ha)
dari kerusakan lingkungan di
sepanjang pantai nasional. Dari
target 2014 seluas 1.440 ha,
diharapkan capaian per tahunnya
mencapai 401,7 persen.

"Besaran target yang dipatok
harus dibarengi dengan
kesungguhan Menteri Kelautan
dan Perikanan dalam
melaksanakan program.
Kesungguhan ini bisa diwujudkan
jika program yang dijalankan
tidak berpangku pada
ketersediaan anggaran semata,
melainkan pada tujuan mulia
program, yakni mengembalikan
fungsi-fungsi ekologis dan sosial
ekosistem pesisir. Dalam kondisi
inilah, partisipasi nelayan dan
masyarakat pesisir penting untuk
dilibatkan," papar Halim.

Pada prinsipnya, mangrove
adalah daerah pemijahan dan
asuhan bagi ikan, udang, dan
kerang-kerangan. Daerah pesisir
yang memiliki mangrove juga
berfungsi sebagai daerah
penyangga atau filter akibat
pengaruh daratan, seperti
penahan sedimen dan melindungi
pantai dari erosi, serta gelombang
dan angin kencang.

"Hilangnya mangrove akibat
konversi dan proyek reklamasi
juga turut memusnahkan hutan
mangrove di wilayah pesisir.
Bahkan, di Langkat, Sumatera
Utara, kami menemui beralihnya
hutan mangrove menjadi
perkebunan sawit. Inilah bentuk
penghancuran hutan mangrove,"
jelas Halim.

Penulis: WAH Editor: wah

Sumber: kompas.com

Post a Comment

2 Comments

Anonymous said…
Petani tambak yang di salahkan.
Agus said…
Yang di 'oprak2' skrg petani tambak. Padahal tanpa di suruhpun para ptani sdah mlkukan penanaman di skitar tmbak masing2.