Jangan Umbar Data, Teman dan Foto di Facebook!

KIM Kepel Pasuruan

Jangan Umbar Data, Teman dan Foto di Facebook!

Jangan terlalu lengkap memasang profil diri dan foto di Facebook!

Jangan terlalu gampang berteman di Facebook! Waduh, seruan tersebut
tentunya tidak terlalu populer, atau cenderung diabaikan, bagi para
Facebooker sejati. Ya memang, karena dengan bergesernya konsep dan ide
sebuah pertemanan, maka tak apalah pada kenyataannya kita hanya punya
segelintir teman di dunia nyata sepanjang punya berjibun (ratusan,
ribuan) teman di situs jejaring sosial. Seolah-olah dengan
demikian keeksisan Anda adalah seberapa banyak teman yang dimiliki.
Padahal dengan semakin banyak teman, yang kadang hanya teman sekedar
kenal atau bahkan tak ingat lagi siapa dia atau bertemu dimana, maka
semakin rentan terekspos data diri kita ke pihak-pihak di luar kontrol
kita.


Walhasil, dengan demikian Anda akan semakin mudah menjadi korban 'impersonation'.

Kasus

Tulisan ini sengaja saya buat dan saya titipkan ke detikINET,
karena ada satu kasus yang langsung menimpa salah satu mahasiswi saya
di sebuah perguruan tinggi swasta tempat saya mengajar. Si mahasiswi
tersebut belum lama berselang mengadukan kisahnya kepada saya bahwa
hampir tiap saat dirinya melalui ponsel dihubungi orang yang tidak
dikenal, bahkan di tengah malam sekalipun.

Setelah saya gali
informasi lebih lanjut, ternyata saya temukan bahwa data dirinya di
Facebook, entah oleh siapa, di-copy dan dijadikan sebuah blog di Blogspot.com. Blog tersebut seolah-olah dikelola langsung oleh si mahasiswi tersebut. Inilah yang disebut dengan kasus 'impersonation'

Bahkan si pelaku (impersonator), memindahkan sebagian foto-foto si mahasiswi tadi dari Facebook ke sebuah situs penyimpanan foto gratisan, imageshack.us. Isi blog tersebut, cenderung berupa pencemaran nama baik dan melecehkan martabatnyat sebagai wanita.

Celakanya
lagi, di blog tersebut dicantumkan pula nomor ponsel yang sehari-hari
digunakan oleh mahasiswi tersebut. Maka, hampir tiap saat dia harus
menjelaskan bahwa dirinya bukanlah seperti apa yang tertulis di blog
pada setiap penelpon yang masuk.

Penyelesaian

Kasus
ini agak rumit, karena tempat si impersonator meletakkan data-data dan
foto-fotonya berada di luar ranah Indonesia. Tetapi upaya tetap harus
dilakukan. Di blogspot.com atau blogger.com, ada fasilitas untuk
melakukan 'flag blog', dengan pilihan 'impersonation'. Kita harus meng-attached hasil scan KTP atau SIM yang dapat membuktikan bahwa kita adalah korban dari pelaku impersonation.

Setelah
kita men-submit, maka kita tinggal menunggu keputusan dari pengelola
layanan blog tersebut untuk mencabut atau menghapus alamat blog yang
menjadi keberatan kita.

Pun setali tiga uang dengan foto-foto
yang terlanjur tersimpan di imageshack. Ada fitur untuk melaporkan dan
meminta penghapusan foto-foto yang kita anggap materi berhak cipta,
mengandung unsur pornografi ataupun kekerasan. Asumsinya, foto yang
diambil dari akun Facebook kita tanpa seijin kita, adalah foto yang
melanggar hak cipta.

Pencegahan

Agar
kasus tersebut tidak terulang kepada siapapun, maka ada baiknya
langkah-langkah pencegahan berikut ini bisa dijalankan ketika di dunia
Facebook:

1). Jangan terlalu lengkap memasang profil atau data
diri di Facebook. Tentunya semakin lengkap profil/data diri terpasang,
semakin mudah mendapatkan teman. Tetapi di sisi lain, semakin beresiko
pula data diri kita disalah-gunakan (abused)

2). Jangan
memasang foto-foto diri Anda yang sekiranya Anda sendiri tidak akan
merasa nyaman apabila foto tersebut tersebarluaskan secara bebas.
Ingatlah, walau foto tersebut "hanya" diposting di akun Facebook Anda,
sebenarnya itu sama saja dengan menyebarlukaskan foto tersebut ke
publik. Sekali terposting dan tersebar, maka sangat sulit (dan nyaris
mustahil) Anda bisa mencabut foto Anda dari Internet. Maka, selektiflah
dalam berpose dan memposting foto Anda.

3). Jangan sembarangan 'add friend' atau melakukan approval atas permintaan seseorang untuk menjadi teman Anda. Cara memilah dan memilihnya mudah, yaitu lihat saja berapa jumlah "mutual friends" antara Anda dengan seseorang tersebut. Semakin sedikit "mutual friends"-nya,
berarti semakin sedikit teman-teman Anda yang kenal dengan dirinya,
yang berarti semakin beresiko tinggi. Pastikan Anda hanya menerima
"pertemanan" yang "mutual friends"-nya cukup banyak.

4). Jangan sembarangan menerima tag photo. Bolehlah kita "banci tagging",
tetapi berupayalah lebih selektif. Artinya, sekali Anda terjun ke
Facebook, rajin-rajinlah memeriksa "keadaan sekeliling". Karena kita
kadang menemukan foto diri kita yang di-upload dan di-tag oleh orang
lain, padahal kita tidak suka foto tersebut disebarluaskan. Segera saja
kita "untag" diri kita dari foto tersebut dan kalau perlu minta teman kita yang melakukan upload foto tersebut untuk mencabutnya.

5).
Jangan tunda-tunda, ketika Anda menemukan data atau profil Anda
digunakan oleh pihak lain untuk hal-hal di luar kontrol Anda, segeralah
bertindak. Membiarkannya, justru akan membuatnya makin berlarut dan
berdampak destruktif, setidaknya untuk kenyamanan diri sendiri.
Laporkan langsung ke pengelola layanan tempat kejadian 'impersonation',
untuk segera mencabut informasi aspal (asli tapi palsu) tersebut. Atau,
mintalah bantuan pada orang atau pihak yang sekiranya bisa atau paham
bagaimana mengatasi hal di atas.

source:  http://www.pasuruan.info/

Post a Comment

0 Comments