Revitalisasi Tambak Udang Akan Dimulai Dari Jatim

KIM Kepel Pasuruan

Revitalisasi
Tambak Udang

Kementerian Kelautan dan
Perikanan akan memulai
program revitalisasi tambak
udang, dengan menggarap
1.000 hektare tambak di Jawa
Timur (Jatim).

“Jawa Timur dulu yang mulai
kita revitalisasi. Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Jawa
Timur (Jatim) telah
menyiapkan Rp 400 miliar
untuk revitalisasi tambak, ”
kata Menteri Kelautan dan
Perikanan (MKP) Fadel
Muhammad di Surabaya,
Sabtu (1/2/2010).



Fadel meyakini, dengan
melakukan revitalisasi
tambak-tambak udang di
Indonesia yang tidak
produktif, bisa meningkatkan
produksi udang hingga
750.000 ton per tahun.

Menteri juga mengatakan,
pembiayaan untuk revitalisasi
tambak udang dari
Kementerian Kelautan dan
Perikanan akan dilakukan
melalui paket modal kerja
bagi wirausaha bahari
pemula. Sedangkan
pembiayaan dari Pemprov
Jatim berupa kredit dengan
bunga rendah. Dari
pemerintah pusat berupa
kredit usaha rakyat (KUR).

Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Jatim Kardani
mengatakan, revitalisasi perlu
dilakukan terhadap tambak
udang kecil, tambak
tradisional plus, hingga
tambak polikultur.
“Minggu depan kami akan
panggil petambak-petambak
tersebut, termasuk juga dari
Shrimp Club Indonesia (SCI),
dan pemilik ‘cool storage’,”
ungkap Kardani.

Kardani mengatakan, ia akan
mencarikan solusi dan
dukungan bagi petambak
hingga industri pengolahan
udang untuk mengatasi
penurunan utilisasi produksi
udang di provinsi ini.

“Biasanya yang membuat
mereka semangat adalah
kepastian pasar. Ini juga
perlu dukungan dari
Kementerian Kelautan dan
Perikanan, ” katanya.
Revitalisasi tambak udang di
Jatim, menurut Kardani,
sudah dapat dilakukan
sepanjang lahan tambak
sudah bisa digarap lagi.

Namun, terkait dengan
pembiayaan tentu perlu
dilakukan pemilihan tambak
atau usaha mana yang bisa
diselamatkan, tetapi tidak
“ bankable”.
“Jumlah yang bisa
diselamatkan tetapi tidak
‘ bankable’ itu cukup lumayan
jumlahnya di Jawa Timur.

Tetapi kalau tambak yang
bentuknya semi insentif,
sudah tidak bisa lagi kami
bantu, ” ucapnya.
Saat ini, lanjut Kardani, Jatim
masih kekurangan pasokan
udang. Sementara ekspor
produk olahan udang
mencapai 350 ton lebih per
tahun ke Eropa, Jepang,
Amerika Serikat (AS), dan
terbaru Timur Tengah.

Namun, tambahnya, akibat
kekurangan pasokan bahan
baku udang dalam beberapa
tahun terakhir, ekspor udang
menurun sekitar enam
persen dari biasanya 350 ton
per tahun. Industri
pengolahan udang di Jatim,
menurut dia mulai
mengurangi waktu produksi,
tetapi tidak sampai
memberhentikan karyawan.

Sumber: SURYA Online

Post a Comment

0 Comments